Dia, wanita yang dulu amat aku damba, kini tak seperti dulu lagi. Semua yang aku percayakan kepadanya justru malah membuatku hanya menorehkan sebelah mata, kenapa? Yah, karena ucapannya tak seperti dulu lagi, dulu yang ucapannya bisa dipercaya. Kini dia seperti ini setelah dia dapat lingkungan baru, teman baru dan pendidikan tinggi. Sungguh aku tak percaya ini, ini bagai tamparan keras di wajahku. Tamparan yang sangat keras saat dia bilang kalau semua ini justru salahku dan konsekuensiku telah memotivasinya untuk mendapatkan pendidikan tinggi dan mengatakan padaku untuk instrospeksi. Terus apa kesalahanku?? Apakah aku salah jika aku menjadi tidak percaya dengan ucapannya, sedangkan ucapan itu tidak pernah dibuktikan?? Atau kah aku harus percaya pada sesuatu yang tidak terbukti, dimana aku bagai kerbau dicucur hidungnya?? Dia memang wanita dan aku pria, apakah aku harus mengalah pada ketidak benaran yang dilakukannya?? Apakah salah jika aku marah padanya??
Apa yang harus aku lakukan, apa aku harus seperti pengalaman dahulu?? Memutuskan hubungan jika itu tidak sesuai dengan hati dan prinsipku??
Apa yang harus aku lakukan, apa aku harus seperti pengalaman dahulu?? Memutuskan hubungan jika itu tidak sesuai dengan hati dan prinsipku??
0 komentar:
Post a Comment